Tidak mudah memang menjadi orangtua yang ideal di mata anak-anak, karena terkadang apa yang menjadi keinginan anak belum tentu sesuai dengan apa yang menjadi keinginan orangtua. Ujung-ujungnya, bertengkar deh dengan anak, atau malah kadang terlihat seperti seorang diktator. Anak pun cenderung `takut`, jadi stress atau terkesan kerap mengabaikan nilai-nilai kedisiplinan yang orangtua tanamkan.
Jika dinalar, mungkin salah satu pekerjaan dengan job description yang rumit dan tidak jelas, tetapi memiliki nilai tanggung jawab terbesar adalah pekerjaan menjadi orangtua. Kok bisa ? karena dari tanggung jawab ini lah akan ditentukan bagaimana sikap seorang anak itu nantinya.
Contohnya ? Yah.... mulai dari kepribadian, bagaimana si anak bersosialisasi, pengendalian diri, kemampuan berfikir hingga pada nilai-nilai kemandirian yang mampu ditanamkan orangtua pada si anak.
Jadi, mencapai kata orangtua ideal memang tidak mudah dan perlu banyak rumusan. Tapi, jangan putus asa, jika kata ideal tidak mampu kita wujudkan, tidak ada salahnya kita mempertimbangkan menjadi orangtua yang efektif dan menyenangkan. Resep atau kiat-kiatnya ? cobak simak paparan psikolog Frieda Mangunsong dalam temu media Dancow Parenting Center `10 Cara Menjadi Orangtua Efektif`. Siapa tahu dari paparan yang diungkapkan ini dapat mewujudkan anda menjadi orangtua ideal di mata anak. Ini dia kiat-kiatnya :
Pertama : Kenali anak Anda. apakah dia pemalu atau periang. Jika sudah mengenali anak anda, perlakukan anak Anda sesuai dengan karakternya, jangan paksa anak untuk menjadi karakter lainnya.
Kedua : Jangan anggap enteng perilaku baik anak. Karena di balik itu biasanya suka terselip niat atau maksud-maksud tertentu anak. Kenali dan beri pujian terhadap semua hal baik yang dilakukannya. Jangan tunggu sampai dia melakukan hal yang spesial, hanya karena ingin mendapatkan pujian atau perhatian anda. Jangan cuek saat anak berlaku manis dan baik. Beri pujian terhadap semua hal yang dia lakukan. "Hal-hal kecil saja. Jika dia melakukannya dengan baik, jangan tunda lagi, langsung berikan pujian".
Ketiga : Libatkan anak dalam kegiatan dan keputusan keluarga. Tentu saja orangtua harus menyesuaikan porsinya dengan usia anak. Misalnya, dalam membahas soal liburan bersama dan memberi anak tugas rumah tangga yang bersifat ringan. Misalnya melipat serbet meja makan. Anak, seperti halnya orang dewasa, akan merasa senang bila ia merasa berguna dan dilibatkan dalam keputusan keluarga.
Keempat : Manfaatkan setiap kesempatan untuk mendekatkan diri dengan anak. Misalnya saat Anda berada di tengah kemacetan, manfaatkan waktu itu sebaik-baiknya untuk mengobrol dengan anak, karena biasanya anak akan lebih terbuka dalam situasi informal dan santai seperti ini. Atau jika ada waktu menonton televisi bersama, gunakan kesempatan tersebut untuk menanamkan nilai-nilai positif pada anak.
Kelima : Sediakan waktu khusus untuk berdua saja dengan anak. Misalnya dengan mengantar atau menjemput dari sekolah. Jika anak anda lebih dari satu, berikan waktu khusus secara bergilir. Dan tanamkan waktu khusus ini sebagai `spesial moment` antara anak dengan anda.
Keenam : Disiplin harus ditegakkan. Anda juga harus memastikan disiplin versi Anda sama dengan disiplin versi pengasuh anak atau pasangan Anda. Namun, jangan menjadikan disiplin sebagai teknik mendidik anak yang utama.Berikan aturan yang jelas beserta sangsinya, agar tidak terjadi hukuman dan kekerasan dalam mendidik anak.
Ketujuh : Jadilah contoh yang baik bagi anak. Sebab anak adalah peniru ulung dan menjadikan orangtua sebagai polanya. Jika ingin anak ceria, ya kita harus ceria. Jika tidak ingin anak autis, ya berusahlah untuk selalu cerewet sesekali.
Kedelapan : Ungkapkan kasih sayang Anda. Jangan anggap enteng dengan menganggap anak sudah pasti tahu dengan sendirinya. Kata-kata, belaian, pelukan, dan ciuman punya arti penting bagi mereka. Biasakan dengan memberikan surat pendek sekedar `mama sayang kamu` atau memberi gambar-gambar bunga atau hati dengan pesan `bunga untuk anak mama`.
Kesembilan : Komunikasi yang tepat dengan anak. Jangan lupa, kontak mata punya pengaruh penting untuk urusan ini. Meneriakkan aturan atau perintah dari ruang yang berlainan tidak akan efektif. Hindari memberi ceramah pada anak dengan panjang lebar, mengomel, membentak, ataupun berteriak.
Kesepuluh : Jangan selesaikan masalah saat Anda marah. Sebab jika kata-kata menyakitkan Anda lontarkan, sangat mungkin kata-kata itu membekas di benak anak. "Ingat, jadilah contoh bagi anak."
Rasanya kiat-kiat di atas tidak sulit untuk dilakukan. Mudah-mudahan paparan yang diungkapkan di atas bisa membantu anda menjadi orangtua yang ideal bagi anak-anak anda. Mau coba ......? (lily )
Artikel ini diambul dari rileks.com |